Misteri Peradaban Suku Maya Part 2
D. Kehidupan Suku Maya Kuno
Suku Maya kuno adalah suku yang hidup di daerah Amerika Tengah, yaitu muncul di Mesoamerika, terkenal kebudayaannya yang spektakuler, arsitektur, serta sistem matematika dan astronominya yang unik. Peradaban Maya berawal pada periode praklasik, yang berkembang pada periode klasik, yaitu sekitar 250-900 M, dan berlanjut sampai periode pos-klasik, hingga kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan. Pada zaman keemasannya, Negeri Maya merupakan salah satu negeri terpadat dan berbudaya paling dinamis di dunia.
Peradaban Maya memiliki banyak kesamaan dengan peradaban Mesoamerika yang lain. Hal ini disebabkan tingginya interaksi dan difusi budaya yang terjadi pada wilayah tersebut. Produk budaya, seperti tulisan, epigarfi, dan kalender tidak sendirinya dihasilkan oleh suku Maya, namun kebudayaan mereka sungguh tinggi. Suku Maya terkenal skrip tertulisnya yang berasal dari masa sebelum Columbus. Tulisannya menggunakan gambar dan simbol, yang disebut glyph, yakni tulisan yang menanpilkan gambar utuh dari benda yang dimaksudkan, dan tipe yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan suku katanya. Misalnya, kata balam (jaguar), digambarkan dengan kepala binatang tersebut. Bahasa utamanya adalah bahasa Maya, yang masih tetap digunakan sampai saat ini.
Suku Maya adalah orang berkulit cokelat dan berambut hitam. Mereka mengenal kecantikan seseorang, dengan membuat tempurung kepalanya menjadi rata, dengan cara mngikatkan papan di dahi dan tempurung belakang pada bayi/kelahiran anak, sehingga pada waktu dewasa, mereka merasa anggun dengan memiliki tulang dahi yang rata. Jadi, wanita yang cantik menurut suku Maya ialah wanita yang dahinya rata.
Makanan utama suku Maya adalah Tortilla, yaitu masakan dari jagung. Suku ini merupakan pengonsumsi jagung. Sebab, daerah mereka memang cocok ditanami jagung. Bangsa Maya kuno harus menebang dan membakar hutan agar tersedia tanah untuk menanam jagung. Jagung ditanam saat tanah gembur kena air hujan. Untuk mengariri kebun jagung, mereka membuat saluran air dari rawa.
Baru-baru ini, tim peneliti dari Amerika Serikat menemukan kanal atau saluran air karya suku Maya di Kota Palenque, Meksiko, yang merupakan contoh pertama rekayasa tekanan air di dunia. Tim peneliti dari Universitas Pennsylvania itu terdiri atas arkeolog dan ahli hidroologi. Mereka menemukan bukti bahwa suku Maya menggunakan saluran air yang diatur dengan tekanan, tetapi masih belum diketahui proses detailnya.
Sistem tekanan air sebelumnya diperkirakan diperkenalkan oleh bangsa Spanyol ketika kedatangan mereka di Amerika Selatan. Namun, ada bukti baru yang lebih tua, yaitu saluran air suku Maya. Berdasarkan data arkeologis, kondisi iklim musiman, bentuk geomorfologi, dan teori hidrolik, jelas menunjukan bahwa suku Maya di Palenque Chiapas telah menerapkan pengetahuan empiris dari saluran air bertekanan tertutup sebelum hadirnya bangsa Eropa. Teknologi tersebut pertama kali teridentifikasi pada 1999 saat survei pemetaan. Sedangkan, salura air yang mengalir di bawah kawasan kota belum diketahui.
Suku Maya menenmpati area Palenque pertama kali pada 100 M, tetapi tumbuh lebih besar ketika periode klasik Maya berlangsung, yakni tahun 250-600 M. Kota tersebut ditinggalkan sekitar tahun 800 M. Di bawah kondisi alamiah, rasanya sulit membayangkan suku Maya membuat contoh tekanan air yang teratur di dunia mereka.
Saluran air bawah tanah sebagai akuaduk bukan hal umum di Palenque. Sebab, suku Maya membangun kota dalam area kecil di atas tebing besar yang panjang. Untuk membuat lahan yang tersedia layak dihuni, suku Maya di Palenque membuat rute saluran di bawah kota melalui akuaduk. Mereka menciptakan ruangan kota, dan ada saluran di dalam area setiap 300 kaki atau menyebrangi tebing, sangat sedikit tanah yang bisa dibangun.
Saluran tersebut juga berguna pada musim hujan sehingga bahaya banjir dapat diantisipasi, setidaknya sebagian dialirkan dan dikontrol. Saluran yang diteliti oleh para ahli bernama Akuaduk Piedras Bolas, yang berlokasi di atas permukaan tanah yang terjal dengan ketinggian 20 kaki.
Cokelat adalah makanan hasil olahan dari biji kakao yang diperkirakan pertama tumbuhh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Suku Olmeks, yang menetap di dataran rendah Meksiko merupakan bangsa pertama yang menggunakan biji coklat. Namun, walaupun suku Maya bukan penemu pertama cokelat di Amerika, mereka sangat mahir dalam mengolah cokelat. Penggunakan kakao tidak hanya digunakan untuk membuat minuman, melainkan lebih mengarah sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Bangsa Maya telah mengonsumsi cokelat sejak 300 tahun SM dalam bentuk cairan. Mereka sering menambahkan bumbu seperti cabai dan meminumnya tanpa gula. Minuman yang banyak disukai ialah busa yang mencapai bibir wadahnya ketika minuman dituang dari wadah satu ke wadah yang lain. Cokelat juga dianggap sebagai simbol kemakmuran mereka.
Pada masa kekuasaan bangsa Aztec, cokelat menjadi konsumsi kaum bangsawan. Bagi suku Aztec, biji kakao digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai hadiah. Bahkan, cokelat juga digunakan sebagai alat pembayaran.
Pengaruh suku Maya banyak ditemukan di Meksiko Tengah, lebih daripada 1.000 km dari pusat negeri Maya. Peradaban di luar negeri Maya juga mempengaruhi peradaban mereka, ini dapat diketahui dengan ditemukan dalam seni tradisional dan arsitektur mereka. Pengaruh ini diperoleh dari hasil pertukaran budaya dan perdagangan tanpa adanya penundukan eksternal.
Bangsa Maya tidak punah, baik dari zaman setelah berakhirnya periode klasik ataupun dengan kedatangan penjelajah bangsa Spanyol conquistadores dan kolonisasi Spanyol yang bertutut-turut. Saat ini, suku Maya dan keturunannya membentuk populasi yang masih mempertahankan tradisi dan kepercayaan, dengan hasil akulturasi dan ideologi Katolik Roma yang diadaptasi sejak zaman pra-Columbus dan masa pos-pendudukan.
Hal yang terpenting bagi masyarakat Maya kuno adalah etos kosmis. Kedamaian berarti sikap harmoni dengan gerakan abadi alam semesta. Akibat terpaku pada siklus, mereka tidak menyadari perubahan di sekitar mereka. Hal ini mungkin menjelaskan runtuhnya bangsa Maya. Namun, penyebab hancurnya peradaban Maya kuno adalah hancurnya daya dukung lingkungan karena bertani dan membakar hutan secara berlebihan, serta pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
Pandangan itu di konfirmasi dari penelitian Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), yang menemukan serbuk sari terperangkap dalam sedimen berusia 1.200 tahun (menjelang keruntuhan peradaban Maya) di sekitar wilayah Tikal, Itu pertanda deforestasi masif, pepohonan lenyap dan tinggal rumput.
Penyebab lain ialah perang secara terus-menerus yang memperebutkan kekuasaan. Senjata yang digunakan oleh suku Maya disebut Atlatl, yakni semacam busur dan panahnya. Selain itu, sumber daya alam yang kurang juga menyebabkan runtuhnya bangsa Maya. Kurang dari satu abad, jumlah penduduk berkurang 80-90%. Menurut para peneliti, perhatian para pemimpin saat itu, tampaknya berpusat pada masalah jangka pendek. Mereka serakah, gila kuasa dan menindas. Meskipun demikian, keruntuhan dramatis itu tidak menihilkan kearifan bangsa Maya kuno, khususnya tentang ramalan bencana yang belum tertandingi. Salah satunya ialah penyerbuan Spanyol atas perintah Roma tahun 1519 sudah diramalkan dengan bantua bintang-bintang diangkasa.
Suku Maya Modern
Jika kita perhatikan gambar diatas tersebut, tempurung kepala (dahi) para wanita suku Maya tampak rata. Sebab, mereka mengenal kecantikan wanita dengan meratakan dahinya.
0 komentar:
Post a Comment
Jangan segan-segan untuk berkomentar ^^
Berkomentarlah menggunakan bahasa yang baik
Komentar yang berbau SARA, Promosi Barang/Jasa, ataupun Konten Dewasa akan langsung di hapus oleh admin.